Thursday, April 20, 2006

hey kapital! mau kubantu menggali kuburanmu?

SBY-JK dengan seenaknya mengatakan,

"lihat tuh Cina, lihat Vietnam yang lebih mengakomodir fleksibilitas modal".

Bah!
Vietnam, Cina adalah negara sosialis atau bekas sosialis dimana negara memiliki fungsi luas dalam menjamin kesejahteraan warga--namun bila terus mengakomodir kapital, nasibnya juga pasti akan serupa dengan Indonesia dan negara lainnya yang secara ekstrim mengakomodir kepentingan modal--.
Namun sampai saat ini, peran negara dalam memberikan kesejahteraan itu masih ada dan tersisa disana.


Apa yang terjadi di Indonesia kini (dalam UU Ketenaga kerjaan) sama dengan yang terjadi di Perancis, waktunya hampir bersamaan:

Power to the Capital! Racing to Accomodate Capital...

Dalam usaha melakukan revisi, yang kini telah dibatalkan karena ditentang buruh (terima kasih kepada buruh kerah biru!), pemerintah HARUS menambahkan dalih agar tampak kebijakan itu adalah demi kepentingan rakyat luas dari bisa diterima.
Seperti dalihnya saat menaikkan BBM Maret tahun lalu: "kenaikan akan mengurangi angka kemiskinan, karena yang paling boros adalah kelas menengah ke atas."--Kenyataan yang terjadi kini adalah kelas bawah makin terpuruk, dan kelas menengah juga ikut terpuruk--salah satu indikatornya: penumpang taksi dan penjualan mobil.... menurun).

Kali ini dalih (bohong-bohongan) SBY JK adalah: "investasi lebih diakomodasi dengan mengurangi hak-hak buruh, demi peningkatan lapangan kerja".


Okay, mari berhitung!

Jumlah angka pengangguran kini adalah 40 juta lebih (11 juta pengangguran terbuka).

Kenaikan pertumbuhan ekonomi 1% (mengambil angka GDP) ternyata hanya akan mengurangi pengangguran 100.000 orang.

Dengan demikian, kalau kita ikut optimis angka pertumbuhan 6,5 % seperti target pemerintah tercapai, penggangguran hanya berkurang 650.000 orang. Sedangkan angka PHK pertahun cukup besar, dan mereka yang terlemparkan dari perusahaan siap-siap jatuh miskin.

Dan tingkat kesejahteraan buruh yang masih bekerja pun (dengan upah DKI 850.000 ribu) akan makin jauh tertinggal (karena sudah digariskan, upah tidak naik setiap tahun, sementara pemerintah selalu melakukan kenaikan dari bermacam komoditi gas, listrik, dll).

Maka, dalam kebijakan neoliberal, kesejahteraan rakyat dan aktifitas ekonomi seperti spiral yang bergerak kebawah, yang pada akhirnya akan menghantam usaha itu sendiri (sekarang saja mereka sudah mengeluh dengan lemahnya daya beli).

Tapi mengapa pemerintah dan dunia usaha mendukungnya?

Ini lah yang disebut kontradiksi di dalam tubuh sistem kapital.

Sehingga kita harus memikirkan jalan keluar alternatif.


Organisasi Islam menawarkan kembali ke Syariat Islam.
Yang lain, menawarkan apa?

Keluarkan, dan kita perdebatkan secara ilmiah dan demokratis.

catatan: angka-angka memang butuh diverifikasi lagi, karena sudah 1 tahun saya tidak mengikuti statistik makroekonomi.

1 comment:

Anonymous said...

Super color scheme, I like it! Good job. Go on.
»